MATERI PRAKARYA PERTEMUAN 1
KERAMIK DAN TANAH
LIAT
KERAMIK
Keramik merupakan produk kerajinan tertua yang tercatat dalam
peradaban dan kebudayaan manusia. Menurut sejarah, keramik sudah dikenal oleh
orang-orang Afrika Timur pada 2,6 juta tahun yang lalu (Jaman Paleolitik).
Tetapi perkembangan keramik yang menyebar di hampir sebagian wilayah dunia baru
terjadi pada jaman Neolitik atau kira-kira 15 ribu-10 ribu tahun yang lalu.
Bukti ini dapat kita saksikan pada penemuan-penemuan benda-benda purbakala yang
tertanam didalam tanah, dimana sesuai penandaaan arkeologis dilakukan
memperkuat dugaan itu
ASAL-USUL /
PENGERTIAN KRAMIK
Kerajinan yang terbuat dari bahan tanah liat biasa dikenal
orang dengan kerajinan keramik. Asal kata keramik adalah keramos (bahasa
Yunani) yang artinya benda pecah belah yang terbentuk dari tanah liat dan telah
mengalami proses pembakaran. Dalam pembuatan keramik, tanah liat memiliki sifat
plastis sehingga mudah dibentuk. Setelah itu, dapat dibakar dalam tingkat pembakaran
suhu 600o C sampai 1.300o C sesuai jenis tanah liatnya sehingga tanah liat
menjadi keras, padat, dan kedap air.
SEJARAH KERAMIK
INDONESIA
Di Indonesia, keramik sudah dikenal sejak jaman Neolithikum,
diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM–1000 SM. Peninggalan zaman ini
diperkirakan banyak dipengaruhi oleh para imigran dari Asia Tenggara berupa:
pengetahuan tentang kelautan, pertanian dan peternakan. Alat-alat berupa
gerabah dan alat pembuat pakaian kulit kayu. Kebutuhan manusia dalam kehidupan
sehari-hari selalu mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman
DAERAH PENGHASIL
BAHAN ALAM
Pembuatan produk kerajinan di setiap wilayah tentunya
berbeda dengan wilayah lainnya. Setiap daerah memiliki jenis kerajinan lokal
yang menjadi unggulan daerah. Hal ini karena sumber daya alam setiap daerah
berbeda. Misalnya, Plered (Jawa Barat), sumber daya alam yang banyak tersedia
tanah liat, kerajinan yang berkembang adalah kerajinan keramik. Palu (Sulawesi Tengah),
sumber daya alamnya banyak menghasilkan tanaman kayu hitam, kerajinan yang
berkembang berupa bentuk kerajinan kayu hitam. Kapuas (Kalimantan Tengah),
sumber daya alamnya banyak menghasilkan rotan dan getah nyatu sehingga
kerajinan yang berkembang adalah anyaman rotan dan getah nyatu.I Indonesia
dinyatakan sebagai negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi di dunia ke 2.
Negara Biodiversitas adalah negara yang memiliki keanekaragaman spesies makhluk
hidup, hayati, dan ekosistem yang ada di daratan dan lautan Sejak dulu
masyarakat Indonesia telah menggunakan produk kerajinan sebagai alat untuk
kebutuhan hidup sehari-hari sebagai kebutuhan rumah tangga. Kekayaan hayati di
Indonesia telah menginspirasi keindahan dan keunikan bentuk kerajinan keramik
menjadi keramik Indonesia yang kental akan corak budaya
ASAL-USUL TANAH LIAT
Tanah liat sebagai bahan utama pembuatan benda keramik
terdapat hampir di seluruh belahan dunia, namun demikian tanah liat tersebut satu
sama lain memiliki sifat yang berbeda-beda. Akan tetapi tanah liat yang dapat
digunakan untuk pembuatan benda keramik harus memenuhi persyaratan tertentu.
Salah satu sifat tanah liat yang dibutuhkan untuk dapat dibuat benda keramik
adalah memiliki daya kerja yang memungkinkan tanah liat tersebut untuk dibentuk
dan dapat mempertahankan bentuknya hingga menjadi benda keramik melalui proses
pemanasan (pembakaran). Tanah liat (clay) merupakan bahan plastis yang dapat
berubah menjadi keras dan tahan terhadap air setelah mengalami proses
pengeringan dan pembakaran. Ada beberapa jenis tanah liat yang dapat langsung digunakan
untuk pembuatan benda keramik, sedangkan lainnya harus dimurnikan terlebih
dahulu atau harus dicampur dengan bahan lain agar dapat digunakan untuk membuat
benda keramik
Proses Terbentuknya
Tanah Liat Primer dan Sekunder
Tanah liat merupakan suatu mineral yang terbentuk dari
struktur partikel- partikel yang sangat kecil, terutama dari mineral-mineral
yang disebut Kaolinit, yaitu persenyawaan dari Oksida Alumina (Al2O3), dengan
Oksida Silika (SiO2) dan Air (H2O)
TANAH LIAT PRIMER
Yang disebut tanah liat primer (residu) adalah jenis tanah
liat yang dihasilkan dari pelapukan batuan feldspatik oleh tenaga endogen yang
tidak berpindah dari batuan induk (batuan asalnya), karena tanah liat tidak
berpindah tempat sehingga sifatnya lebih murni dibandingkan dengan tanah liat
sekunder
Tanah liat primer
memiliki ciri-ciri:
• warna putih
sampai putih kusam
• cenderung
berbutir kasar,
• tidak plastis,
• daya lebur
tinggi,
• daya susut kecil
• bersifat tahan
api
TANAH LIAT SEKUNDER
Tanah liat sekunder atau sedimen (endapan) adalah jenis
tanah liat hasil pelapukan batuan feldspatik yang berpindah jauh dari batuan
induknya karena tenaga eksogen yang menyebabkan butiran-butiran tanah liat
lepas dan mengendap pada daerah rendah seperti lembah sungai, tanah rawa, tanah
marine, tanah danau
Tanah lit sekunder
memiliki ciri-ciri:
• Kurang murni
• cenderung
berbutir halus,
• plastis,
• warna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning, kuning muda,
kuning
kecoklatan, kemerahan, kehitaman
• daya susut
tinggi,
• suhu bakar
12000C–13000C, ada yang
sampai 14000C (fireclay, stoneware,
ballclay)
• suhu bakar rendah 9000C–11800C, ada yang sampai 12000C
(earthenware).
SIFAT UMUM TANAH LIAT
Sifat plastis atau plastisitas tanah liat merupakan kualitas
hubungan antara partikel tanah liat yang ditentukan oleh kandungan meniral dan
kehalusan butiran tanah liat. Plastisitas berfungsi sebagai pengikat dalam proses
pembentukan sehingga benda yang dibentuk tidak mengalami keretakan/pecah atau
berubah bentuk. Sifat plastis ini merupakan persyaratan utama yang harus
dipenuhi untuk mencapai tingkat keplastisan yang dipersyaratkan tanah liat maka
harus ditambah dengan bahan- bahan yang plastis.
Plastisitas tanah
liat dipengaruhi oleh :
• kehalusan
partikel tanah liat
• bentuk partikel
tanah liat
• zat organik (sisa
tumbuhan dan binatang)
• jumlah air
• struktur (susunan
partikel) tanah liat
• jenis tanah liat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar