Senin, 03 Agustus 2020

KELAS X SENI BUDAYA PERTEMUAN SMK BELAJAR DARING

KELAS X SENI BUDAYA
PERTEMUAN  SMK BELAJAR DARING
BAB I KELAS X PENDIDIKAN SENI RUPA
Standar Kompetensi: Mempresentasikan tentang keragaman gagasan, teknik, bahan, prosedur, dan keahlian berkarya seni rupa Nusantara dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budayanya
A.    Manusia dan Seni
     Manusia memerlukan tiga hal penting selama hidupnya, yakni agama untuk memenuhi kebutuhan rohani atau keimanannya; ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan akalnya, serta; seni untuk memenuhi kebutuhan rasanya. Dengan kata lain, kebaikan dan keadilan dapat dijawab melalui agama (etika). Kebenaran dapat diperoleh jawabannya pada ilmu pengetahuan (logika). Sedangkan keindahan jawabannya ada pada seni (estetika). Ringkasnya, ketiga hal tersebut bersifat mengikat dan harus terpenuhi demi kelengkapan atau kesempurnaan hidup manusia.

     Dari kajian terhadap artefak prasejarah dan kelompok suku primitif yang masih hidup di zaman modern ini dapat dipastikan bahwa seni tumbuh dan berkembang seiring peradaban manusia dan sifatnya berlaku universal. Lukisan di dinding gua, musik sederhana, atau tarian perang adalah contoh betapa seni adalah naluri dasar manusia sejak zaman dahulu. Keinginan untuk mengisi hidupnya dengan hal-hal yang bersifat indah menjadi sebagian dari tujuan hidup manusia.
     Di Eropa, hingga Abad ke-18 pemahaman mengenai seni selalu terkait dengan hal yang bersifat indah, halus, dan luhung. Tetapi pada masa sesudahnya kata indah dipadankan artinya dengan mempunyai nilai estetis yang biasa dipergunakan untuk mengaitkan seni dangan alam. Pada perkembangan mutakhir seni tidak selalu berkenaan dengan kata indah atau keindahan karena makna, tujuan, proses, dan bentuk seni sendiri terus tumbuh dinamis sesuai ruang dan waktunya.
    1. Pengertian Seni 
     Pengertian seni selalu berkembang dari masa ke masa sejalan dengan pandangan manusia terhadapnya. Konsep, proses, dan bentuk seni amat beragam dan terus berkembang namun kebutuhan manusia pun berjalan mengikutinya. Berikut ini beberapa pengetian seni yang dikemukakan oleh filsuf, pakar seni, pakar pendidikan, dan pakar kebudayaan.
     Pendapat tertua mengenai seni dikemukakan oleh filsuf Yunani bernama Plato (428-348 SM). Menurutnya, seni adalah hasil tiruan alam (ars imitator naturam). Pandangan mengenai seni sebagai imitasi ini berlangsung doninan hingga Abad ke-19.
     Benedetto Croce, seorang filsuf Italia yang hidup pada tahun 1866-1952, menyatakan bahwa seni adalah ungkapan kesan-kesan (art is expression of impressions)
     Leo Tolstoy, sastrawan Rusia terkemuka (1828-1910), berpendapat bahwa seni adalah aktivitas manusia yang menghasilkan sesuatu yang indah
     Susanne K. Langer, seorang filsuf seni dari Amerika, menyatakan bahwa seni dapat dibatasi sebagai kegiatan menciptakan bentuk-bentuk yang dapat dimengerti/dipersepsi yang mengungkapkan perasaan manusia
     S. Sujoyono, salah seorang pelukis terkemuka Indonesia, menyatakan bahwa seni adalah jiwa tampak
     Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan nasional, berpendapat bahwa seni adalah segala pebuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia.

     Dari berbagai pendapat mengenai seni di atas dapat dilihat adanya aspek manusia sebagai kreator (pembuat) dan apresiator (penikmat), aspek karya yang dikreasikan beserta gagasan yang termuat di dalamnya, dan aspek komunikasi. Berdasarkan hal-hal itu pula dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa seni merupakan sarana komunikasi
2.      Sifat Dasar Seni
     Untuk memahami apa dan bagaimana seni harus ditelaah sifat-sifat dasarnya yang meliputi:
     a.      Seni bersifat kreatif
     Sifat kreatif dalam seni tercermin pada penciptaan hal-hal baru yang tidak dikenal sebelumnya. Dorongan kreatif dengan menciptakan karya baru yang menghadirkan realitas baru pula adalah tujuan para seniman.
     b.      Seni bercorak individualistis
     Seni dihasilkan oleh seorang seniman dan karyanya bersifat individualistis. Lukisan S. Sujoyono atau Hendra Gunawan sekaligus menunjukkan ciri pribadinya.
     c.       Seni adalah ekspresif
     Emosi yang berasal dari pengalaman hidup seorang seniman terpancar pada karyanya. Getaran yang dirasakan apresiator saat menikmati sebuah karya seni merupakan emosi tersendiri juga. Artinya seni menyangkut perasaan kreator dan apresiatornya.
     d.      Seni adalah abadi
     Karya seni yang diproduksi karena menyandang realitas baru sesungguhnya bersifat abadi meski penciptanya sudah wafat. Demikian juga kalau karya seni rusak atau hancur, nilai keabadiannya tetap terjaga.
     e.       Seni adalah bersifat semesta (universal)
     Seni hadir dalam berbagai bentuk di manapun dan dalam masyarakat apapun di sepanjang zaman. Manusia primitif yang terbelakang pun pasti mengembangkan seni sebagai bahasa komunikasi antar sesamanya.

3.      Cabang-cabang Seni 
     Seiring laju waktu, kebutuhan dan pemahaman manusia tentang seni pun berkembang. Media, teknik, konsep, tujuan, fungsi, dan bentuk seni turut berubah. Pemanfaatan media dan indera yang berbeda untuk menikmati sebuah karya seni melahirkan cabang-cabang seni. Indera penglihatan (visual), pendengaran (audio), atau paduan keduanya (audio-visual) menjadi dasar pencabangan seni. Lukisan dinikmati dengan dilihat wujudnya. Musik perlu disimak untuk menikmatinya. Tarian yang diiringi musik perlu dinikmati dengan disaksikan dan didengar.
     Pencabangan seni indah berdasarkan aspek indera pencerapan, media, dan paduan unsur- unsurnya menurut Oswald Kulpe, seorang pakar estetika, adalah sebagai berikut:
      a.    Seni Penglihatan/Visual
1) Seni dua dimensi:
a) tanpa gerak: seni lukis dan gambar
b) dengan gerak: seni film dan kembang api
2) Seni tiga dimensi:
a) tanpa gerak: seni pahat dan ukiran
b) dengan gerak: seni tari dan pantomime tanpa musik
3) Seni integral yang memadukan permukaan dan bentuk: arsitektur dan pertamanan
      b.   Seni Pendengaran/Auditory
1) Seni nada:  musik instrumental:
a) dari alat tunggal: piano dan biola
b) dari gabungan alat: konser band dan orkes simfoni
2) Seni kata: puisi:     
a) berirama: sajak
b) tak berirama: novel dan cerita pendek
3) Seni integral yang memadukan nada dan kata: nyanyian dan tembang
      c.    Seni Penglihatan-Pendengaran/Auditory-Visual
1) Seni gerak dan nada: tarian koreografis dan musik
2) Seni gerak, kata, dan pemandangan: drama
3) Seni gerak, kata, pemandangan, dan nada: opera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar