1.
Waktu Penyelenggaraan Pameran
Penyelenggaraan pameran dapat berlangsung melalui dua jenis waktu,
yaitu:
a. Pameran Rutin
Pameran jenis ini
berlangsung dalam waktu yang ditentukan
secara tetap. Biasanya bersifat tahunan (annual),
dua tahun sekali (biennial), dan tiga
tahun sekali (triennial). Di beberapa
negara seperti Amerika Serikat, Italia (Venesia), Jepang (Fukuoka), dan Brazil
(Sao Paulo) agenda pameran seni rupa rutin seperti ini sering dinantikan banyak
kalangan karena daya tariknya. Kegiatan serupa berlangsung juga di Jakarta dan
Jogjakarta. Khusus untuk seni patung, agenda pameran tiga tahun sekali
berlangsung di Jakarta. Prestasi peserta
pameran dapat dinilai dan bahkan disediakan penghargaan khusus untuk itu pada
kegiatan ini.
b.
Pameran Insidental
Pelaksanaannya tidak terikat waktu tetap dan bisa
berlangsung kapan saja sesuai waktu yang dipilih. Perupa, sesuai dengan program
yang disusunnya, dapat mengadakan pameran sesuai kepentingannya.
2.
Tempat Penyelenggaraan Pameran
Pameran seni rupa pada prinsipnya dapat dilangsungkan di
ruang pamer khusus maupun tidak. Pilihan tempat dikaitkan dengan pertimbangan
jenis, media, dan ukuran karya yang dipamerkan. Secara umum tempat
penyelenggaraannya bisa diadakan di:
a. Pameran di Dalam
Ruangan (Indoor Exhibition)
Sebuah galeri, museum, studio, sanggar, atau sebuah gedung
dapat dijadikan tempat penyelenggaraan pameran. Ukuran, jenis, dan keamanan
karya menjadi pertimbangan pilihan tempat ini.
b. Pameran di Luar
Ruangan (Outdoor Exhibition)
Sebuah taman, lapangan, hutan, bahkan pantai dan gurun
pasir dapat menjadi tempat berlangsungnya pameran. Pemanfaat lingkungan sebagai
bahan, tempat berkarya dan berpameran makin
menggejala pada seni rupa mutakhir.
3.
Penyelenggara Pameran
Ada yang secara profesional bekerja di bidang
penyelenggaraan pameran dan banyak pula yang berupa swadaya perupa.
Penyelenggara pameran yang secara khusus berperan sebagai panitia yang mengurus
segala hal yang berkenaan dengan kegiatan tersebut disebut impresario. Tugas mereka adalah mengusahakan agar pameran
berlangsung sukses.
4.
Tema Pameran
Sebuah pameran lazimnya diberi tema sesuai kehendak perupa
atau penyelenggara. Pilihan tema bisa berdasarkan peringatan suatu peristiwa,
atau objek tertentu. Karya yang
dipamerkan pun sesuai dengan tema yang diangkat. Tema “Simpati untuk Aceh”, misalnya, dapat menjadi tema tentang
solidaritas kemanusiaan atas rakyat Aceh yang tertimpa bencana gempa bumi dan gelombang tsunami.
5.
Lingkup Pameran
Pameran dapat berlangsung dengan jumlah peserta tunggal
atau kelompok. Pameran tunggal sering dijadikan tolak ukur pencapaian atau
prestasi estetika seorang perupa. Ada pula pameran yang didasarkan pada jender
atau jenis kelamin seperti pameran
wanita pelukis yang seluruh pesertanya adalah kaum hawa.
Pameran pun dapat diselenggarakan berdasarkan domisili
peserta, misalnya satu sanggar, satu kampus, atau satu kota. Jika melihat asal peserta taraf pameran ada
yang bersifat nasional, regional, hingga internasional.
6. Jenis Pameran
Jenis pameran dapat dikategorikan berdasarkan materi yang
dipamerkan, bisa karya seni murni, desain, atau kriya. Pertimbangan lainnya
bisa berdasarkan media, teknik, ukuran, tema, atau dimensi. Namun pameran pun
dapat menyajikan berbagai jenis kategori tersebut sekaligus.
Berdasarkan tujuan penyelenggaraannya, pameran dapat
bertujuan amal, kompetisi (perlombaan), atau hasil studi seperti di kalangan
siswa sekolah atau mahasiswa. Ada pula jenis pameran retrospektif yang menyajikan
perjalanan kreatif seorang perupa sejak awal karir agar bisa diamati
perkembangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar