Selasa, 25 Agustus 2020

pameran


1.  Waktu Penyelenggaraan Pameran


Penyelenggaraan pameran dapat berlangsung melalui dua jenis waktu, yaitu:

a.  Pameran Rutin


Pameran jenis ini berlangsung dalam waktu yang ditentukan secara tetap. Biasanya bersifat tahunan (annual), dua tahun sekali (biennial), dan tiga tahun sekali (triennial). Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Italia (Venesia), Jepang (Fukuoka), dan Brazil (Sao Paulo) agenda pameran seni rupa rutin seperti ini sering dinantikan banyak kalangan karena daya tariknya. Kegiatan serupa berlangsung juga di Jakarta dan Jogjakarta. Khusus untuk seni patung, agenda pameran tiga tahun sekali berlangsung di Jakarta. Prestasi peserta pameran dapat dinilai dan bahkan disediakan penghargaan khusus untuk itu pada kegiatan ini.

b.  Pameran Insidental


Pelaksanaannya tidak terikat waktu tetap dan bisa berlangsung kapan saja sesuai waktu yang dipilih. Perupa, sesuai dengan program yang disusunnya, dapat mengadakan pameran sesuai kepentingannya.

2.  Tempat Penyelenggaraan Pameran


Pameran seni rupa pada prinsipnya dapat dilangsungkan di ruang pamer khusus maupun tidak. Pilihan tempat dikaitkan dengan pertimbangan jenis, media, dan ukuran karya yang dipamerkan. Secara umum tempat penyelenggaraannya bisa diadakan di:


a.  Pameran di Dalam Ruangan (Indoor Exhibition)
Sebuah galeri, museum, studio, sanggar, atau sebuah gedung dapat dijadikan tempat penyelenggaraan pameran. Ukuran, jenis, dan keamanan karya menjadi pertimbangan pilihan tempat ini.
b.  Pameran di Luar Ruangan (Outdoor Exhibition)
Sebuah taman, lapangan, hutan, bahkan pantai dan gurun pasir dapat menjadi tempat berlangsungnya pameran. Pemanfaat lingkungan sebagai bahan, tempat berkarya dan berpameran makin menggejala pada seni rupa mutakhir.

3.  Penyelenggara Pameran

Ada yang secara profesional bekerja di bidang penyelenggaraan pameran dan banyak pula yang berupa swadaya perupa. Penyelenggara pameran yang secara khusus berperan sebagai panitia yang mengurus segala hal yang berkenaan dengan kegiatan tersebut disebut impresario. Tugas mereka adalah mengusahakan agar pameran berlangsung sukses.

4.  Tema Pameran

Sebuah pameran lazimnya diberi tema sesuai kehendak perupa atau penyelenggara. Pilihan tema bisa berdasarkan peringatan suatu peristiwa, atau objek tertentu. Karya yang dipamerkan pun sesuai dengan tema yang diangkat. Tema “Simpati untuk Aceh”, misalnya, dapat menjadi tema tentang solidaritas kemanusiaan atas rakyat Aceh yang tertimpa bencana gempa bumi dan gelombang tsunami.

5.  Lingkup Pameran

Pameran dapat berlangsung dengan jumlah peserta tunggal atau kelompok. Pameran tunggal sering dijadikan tolak ukur pencapaian atau prestasi estetika seorang perupa. Ada pula pameran yang didasarkan pada jender atau jenis kelamin seperti pameran wanita pelukis yang seluruh pesertanya adalah kaum hawa.
Pameran pun dapat diselenggarakan berdasarkan domisili peserta, misalnya satu sanggar, satu kampus, atau satu kota. Jika melihat asal peserta taraf pameran ada yang bersifat nasional, regional, hingga internasional.

6.  Jenis Pameran



Jenis pameran dapat dikategorikan berdasarkan materi yang dipamerkan, bisa karya seni murni, desain, atau kriya. Pertimbangan lainnya bisa berdasarkan media, teknik, ukuran, tema, atau dimensi. Namun pameran pun dapat menyajikan berbagai jenis kategori tersebut sekaligus.
Berdasarkan tujuan penyelenggaraannya, pameran dapat bertujuan amal, kompetisi (perlombaan), atau hasil studi seperti di kalangan siswa sekolah atau mahasiswa. Ada pula jenis pameran retrospektif yang menyajikan perjalanan kreatif seorang perupa sejak awal karir agar bisa diamati perkembangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar