1.
Fungsi Seni
Seni rupa yang intinya dinikmati dengan indera penglihatan
semenjak dahulu hingga kini merupakan hal yang amat dekat di dalam kehidupan
manusia karena banyak hal yang berkenaan dengan fungsinya, yakni individual, sosial, dan fisik. Fungsi individual bekenaan dengan
ekspresi atau ungkapan pribadi seseorang melalui seni rupa. Adapun fungsi seni
rupa secara sosial menyangkut aspek inspirasi, informasi, rekreasi, pendidikan,
keagamaan, dan keduniawian. Sedangkan yang ketiga dan paling menonjol adalah
fungsi fisik seni rupa dalam memenuhi kebutuhan manusia selaku pemakainya. Coba
perhatikan pada benda yang melekat di tubuh kita: pakaian, sepatu, sandal, topi, tas, perhiasan. Adakah kita
memakainya tanpa mempertimbangkan aspek bentuk, keindahan, warna, dan
keserasiannya.? Sadarkah saat memilih pakaian kita mempertimbangkan aspek
kesenirupaannya yang meliputi warna, keserasian, bentuk atau modelnya, serta
kenyamanannya. Demikian juga dengan model rambut, kita tentu tidak memilih
dengan alasan yang asal-asalan tetapi berdasarkan pertimbangan yang dekat
dengan aspek seni rupa.
Perhatikan juga benda-benda yang ada di kamar tidur kita:
lemari, meja, kursi, tempat tidur, seprei, sarung bantal, serta hiasan dinding.
Apakah kita tidak mengamati bentuk, hiasan, dan warna di samping kenyamanan dan
keamanannya.? Selanjutnya perhatikan pula rumah tinggal, kendaraan, rumah
ibadah, atau gedung perkantoran. Bagian apakah yang menyebabkan manusia bisa
nyaman menghuni atau memakainya.?
Jika diperhatikan secara saksama sesungguhnya amat banyak
hal yang berkaitan dengan seni rupa, mulai dari sekadar yang dinikmati dengan
dilihat melalui indera penglihatan hingga yang dikenakan atau dihuni dengan
penikmatan melalui indera peraba. Ukurannya pun bervariasi, dari yang kecil
seperti cincin hingga yang besar seperti pesawat terbang mendapat sentuhan seni
rupa. Kebiasaan dan kemampuan untuk menikmati karya seni, apapun bentuk dan
fungsinya, merupakan karunia dari Tuhan yang patut disyukuri karena merupakan
salah satu hal yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna di
muka bumi.
2.
Unsur-Unsur Fisik Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang pencerapan utamanya
dengan indera penglihatan. Sebuah karya seni rupa tersusun dari paduan berbagai
unsur fisik yang terlihat, teraba, sekaligus memberi perasaan batin tertentu
kepada penikmatnya. Unsur-unsur tersebut terdiri atas:
a.
Garis
Garis tersusun dari titik-titik yang bersambung. Unsur
garis adalah sangat penting dalam seni rupa karena gabungannya dapat membentuk
unsur yang lain seperti bidang, tekstur (berupa arsir), atau ruang.
Berdasarkan
wujud dan karakternya, garis dapat dibedakan atas:
1) Garis Kaligrafis
Disebut juga garis
nyata karena hadir dari coretan atau goresan langsung. Bentuknya bermacam-macam
dan masing-masing memiliki karakter yang berbeda.
Contohnya adlah garis lurus, lengkung, lurus patah-patah, lengkung
terputus-putus, bergelombang, bergerigi, dan sebagainya.
2) Garis Struktural
Berbeda dengan garis nyata, garis struktural bersifat maya
karena terbentuk dari adanya kesan atau batas warna, bidang, ruang, atau nada.
Dalam karya seni rupa unsur garis dapat menjadi kekuatan
sebuah karya seperti dipraktikkan oleh Vincent van Gogh, pelukis Belanda
beraliran Ekspresionisme atau Affandi, maestro seni lukis kita. Pada anak-anak,
di mana ekspresi menggambarnya sejajar dengan perupa dewasa, unsur coretan
garis kaligrafis amat dominan.
b. Bidang
Bidang terbentuk dari garis-garis yang bersambung pada
ujung-ujungnya atau dapat timbul dari hasil pulasan warna. Bidang dapat berujud
segi tertentu yang beraturan atau tidak.
Pemanfaatan bidang dalam seni lukis secara cermat dapat
ditemui pada karya-karya pelukis Prancis Paul Cezanne serta pelukis Piet
Mondrian. Di Indonesia para pelukis
yang
terampil mengolah bidang di antaranya adalah Ahmad Sadali, But Muchtar, dan
Nashar.
c. Bentuk
Unsur bentuk selalu terkait dengan benda tiga dimensi, baik
alami maupun buatan. Bentuk dapat berupa bangun (shape) seperti bangun geometris (segi empat, bulat, silinder) atau
tidak beraturan. Benda juga memiliki bentuk plastis yang disebut form. Sebuah lemari, misalnya, memiliki
bangun segi empat. Adanya kesan gelap terang dan tekstur kayu pada permukaannya
menyebabkan bentuk plastisnya dapat dilihat secara utuh.
d. Ruang
Unsur ruang dapat berwujud dua atau tiga dimensi, sehingga
dapat memiliki kesa panjang, kedalaman, lebar, dan arah. Adanya kesan kedalaman
inilah yang membedakannya dengan unsur garis dan bentuk.
Ruang dapat berbentuk persegi, bulat, menyudut, atau bentuk
lainnya. Dalam praktiknya terdapat perbedaan dalam mengolah bentuk ruang berdasarkan
dimensinya. Pelukis atau pegrafis bekerja dengan ruang khayal dalam karyanya,
sedangkan desainer interior atau pematung memanfaatkan ruang secara nyata,
yakni ruang tiga dimensional.
e. Tekstur
Tekstur atau disebut juga
rasa bahan, selain menyangkut permukaan benda juga memberi kesan seperti
halus, kasar, licin, dan tajam. Unsur ini dapat dinikmati dengan
dilihat dan diraba permukaannya.
Berdasarkan
wujudnya, tekstur dapat dibagi atas:
1) Tekstur asli
Tekstur ini permukaannya dapat dilihat dan diraba sebab
bendanya memiliki tekstur sendiri. Contohnya batu, ampelas, bulu ayam.
2) Tekstur buatan
Tekstur
buatan hadir pada bidang dua dimensi melalui pengolahan unsur warna, ruang,
nada, dan garis yang memberi kean tertentu pada mata pengamat.
f. Warna
Warna merupakan kesan dari pantulan pada permukaan benda
yang ditangkap mata. Dalam karya seni rupa warna adalah unsur yang paling mudah
dikenali. Warna dapat hadir dalam bentuk garis, bidang, ruang, tekstur, atau
nada gelap terang.
Penggunaan warna sudah dilakukan semenjak awal peradaban.
Mula-mula bahan warna berasal dari alam dan kemajuan pengetahuan menyebabkan
manusia dapat membuat warna buatan atau sintetis.
Teori spektrum warna dari fisikawan Inggris Sir Isaac
Newton yang eksperimennya membiaskan cahaya Matahari melalui kaca prisma
membantu kita mengenali rentang warna secara lengkap. Kemudian dikenal pula
teori mengenai warna pokok (primer) dari Sir David Brewster yang terdiri atas
kuning, merah, dan biru. Campuran dua warna primer akan menghasilkan warna
sekunder, dan campuran dua warna sekunder akan menghasilkan warna tersier.
Dalam kegiatan seni
rupa penggunaan warna dapat dilakukan dengan cara:
1) Harmonis
Pemakaiannya
dilakukan secara objektif sebagaimana mata kita melihat benda di alam, seperti
hijau untuk daun, biru untuk langit, dan sebagainya.
2) Heraldis/Simbolis
Warna
heraldis terkait dengan lambang atau tanda tertentu, semacam merah untuk keberanian
atau putih untuk kesucian.
3) Murni
Penggunaan
warna secara murni dilakukan jika tidak mengaitkan dengan objek atau
lambang-lambang tertentu.
g. Nada Gelap-Terang
Perbedaan intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan benda
akan menimbulkan nada gelap-terang akibat tingkat nada warna yang berbeda (value). Tingkatan nada ini dapat
diterapkan pada bidang dua atau tiga dimensi. Kesan yang dapat diperoleh dari
pengolahan nada adalah lebar, lapang, arah, dan ruang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar