Selasa, 25 Agustus 2020

SENI BUDAYA


1.   Fungsi Seni


Seni rupa yang intinya dinikmati dengan indera penglihatan semenjak dahulu hingga kini merupakan hal yang amat dekat di dalam kehidupan manusia karena banyak hal yang berkenaan dengan fungsinya, yakni individual, sosial, dan fisik. Fungsi individual bekenaan dengan ekspresi atau ungkapan pribadi seseorang melalui seni rupa. Adapun fungsi seni rupa secara sosial menyangkut aspek inspirasi, informasi, rekreasi, pendidikan, keagamaan, dan keduniawian. Sedangkan yang ketiga dan paling menonjol adalah fungsi fisik seni rupa dalam memenuhi kebutuhan manusia selaku pemakainya. Coba perhatikan pada benda yang melekat di tubuh kita: pakaian, sepatu, sandal, topi, tas, perhiasan. Adakah kita memakainya tanpa mempertimbangkan aspek bentuk, keindahan, warna, dan keserasiannya.? Sadarkah saat memilih pakaian kita mempertimbangkan aspek kesenirupaannya yang meliputi warna, keserasian, bentuk atau modelnya, serta kenyamanannya. Demikian juga dengan model rambut, kita tentu tidak memilih dengan alasan yang asal-asalan tetapi berdasarkan pertimbangan yang dekat dengan aspek seni rupa.
Perhatikan juga benda-benda yang ada di kamar tidur kita: lemari, meja, kursi, tempat tidur, seprei, sarung bantal, serta hiasan dinding. Apakah kita tidak mengamati bentuk, hiasan, dan warna di samping kenyamanan dan keamanannya.? Selanjutnya perhatikan pula rumah tinggal, kendaraan, rumah ibadah, atau gedung perkantoran. Bagian apakah yang menyebabkan manusia bisa nyaman menghuni atau memakainya.?
Jika diperhatikan secara saksama sesungguhnya amat banyak hal yang berkaitan dengan seni rupa, mulai dari sekadar yang dinikmati dengan dilihat melalui indera penglihatan hingga yang dikenakan atau dihuni dengan penikmatan melalui indera peraba. Ukurannya pun bervariasi, dari yang kecil seperti cincin hingga yang besar seperti pesawat terbang mendapat sentuhan seni rupa. Kebiasaan dan kemampuan untuk menikmati karya seni, apapun bentuk dan fungsinya, merupakan karunia dari Tuhan yang patut disyukuri karena merupakan salah satu hal yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna di muka bumi.


2.   Unsur-Unsur Fisik Seni Rupa


Seni rupa adalah cabang seni yang pencerapan utamanya dengan indera penglihatan. Sebuah karya seni rupa tersusun dari paduan berbagai unsur fisik yang terlihat, teraba, sekaligus memberi perasaan batin tertentu kepada penikmatnya. Unsur-unsur tersebut terdiri atas:

a.  Garis

Garis tersusun dari titik-titik yang bersambung. Unsur garis adalah sangat penting dalam seni rupa karena gabungannya dapat membentuk unsur yang lain seperti bidang, tekstur (berupa arsir), atau ruang.
Berdasarkan wujud dan karakternya, garis dapat dibedakan atas:
1)  Garis Kaligrafis
Disebut juga garis nyata karena hadir dari coretan atau goresan langsung. Bentuknya bermacam-macam dan masing-masing memiliki karakter yang berbeda. Contohnya adlah garis lurus, lengkung, lurus patah-patah, lengkung terputus-putus, bergelombang, bergerigi, dan sebagainya.
2)  Garis Struktural
Berbeda dengan garis nyata, garis struktural bersifat maya karena terbentuk dari adanya kesan atau batas warna, bidang, ruang, atau nada.
Dalam karya seni rupa unsur garis dapat menjadi kekuatan sebuah karya seperti dipraktikkan oleh Vincent van Gogh, pelukis Belanda beraliran Ekspresionisme atau Affandi, maestro seni lukis kita. Pada anak-anak, di mana ekspresi menggambarnya sejajar dengan perupa dewasa, unsur coretan garis kaligrafis amat dominan.

b.  Bidang

Bidang terbentuk dari garis-garis yang bersambung pada ujung-ujungnya atau dapat timbul dari hasil pulasan warna. Bidang dapat berujud segi tertentu yang beraturan atau tidak.
Pemanfaatan bidang dalam seni lukis secara cermat dapat ditemui pada karya-karya pelukis Prancis Paul Cezanne serta pelukis Piet Mondrian. Di Indonesia para pelukis


yang terampil mengolah bidang di antaranya adalah Ahmad Sadali, But Muchtar, dan Nashar.

c.  Bentuk

Unsur bentuk selalu terkait dengan benda tiga dimensi, baik alami maupun buatan. Bentuk dapat berupa bangun (shape) seperti bangun geometris (segi empat, bulat, silinder) atau tidak beraturan. Benda juga memiliki bentuk plastis yang disebut form. Sebuah lemari, misalnya, memiliki bangun segi empat. Adanya kesan gelap terang dan tekstur kayu pada permukaannya menyebabkan bentuk plastisnya dapat dilihat secara utuh.

d.  Ruang

Unsur ruang dapat berwujud dua atau tiga dimensi, sehingga dapat memiliki kesa panjang, kedalaman, lebar, dan arah. Adanya kesan kedalaman inilah yang membedakannya dengan unsur garis dan bentuk.
Ruang dapat berbentuk persegi, bulat, menyudut, atau bentuk lainnya. Dalam praktiknya terdapat perbedaan dalam mengolah bentuk ruang berdasarkan dimensinya. Pelukis atau pegrafis bekerja dengan ruang khayal dalam karyanya, sedangkan desainer interior atau pematung memanfaatkan ruang secara nyata, yakni ruang tiga dimensional.

e.  Tekstur

Tekstur atau disebut juga rasa bahan, selain menyangkut permukaan benda juga memberi kesan seperti halus, kasar, licin, dan tajam. Unsur ini dapat dinikmati dengan dilihat dan diraba permukaannya.
Berdasarkan wujudnya, tekstur dapat dibagi atas:
1)  Tekstur asli
Tekstur ini permukaannya dapat dilihat dan diraba sebab bendanya memiliki tekstur sendiri. Contohnya batu, ampelas, bulu ayam.
2)  Tekstur buatan


Tekstur buatan hadir pada bidang dua dimensi melalui pengolahan unsur warna, ruang, nada, dan garis yang memberi kean tertentu pada mata pengamat.

f.  Warna

Warna merupakan kesan dari pantulan pada permukaan benda yang ditangkap mata. Dalam karya seni rupa warna adalah unsur yang paling mudah dikenali. Warna dapat hadir dalam bentuk garis, bidang, ruang, tekstur, atau nada gelap terang.
Penggunaan warna sudah dilakukan semenjak awal peradaban. Mula-mula bahan warna berasal dari alam dan kemajuan pengetahuan menyebabkan manusia dapat membuat warna buatan atau sintetis.
Teori spektrum warna dari fisikawan Inggris Sir Isaac Newton yang eksperimennya membiaskan cahaya Matahari melalui kaca prisma membantu kita mengenali rentang warna secara lengkap. Kemudian dikenal pula teori mengenai warna pokok (primer) dari Sir David Brewster yang terdiri atas kuning, merah, dan biru. Campuran dua warna primer akan menghasilkan warna sekunder, dan campuran dua warna sekunder akan menghasilkan warna tersier.
Dalam kegiatan seni rupa penggunaan warna dapat dilakukan dengan cara:
1)  Harmonis
Pemakaiannya dilakukan secara objektif sebagaimana mata kita melihat benda di alam, seperti hijau untuk daun, biru untuk langit, dan sebagainya.
2)  Heraldis/Simbolis
Warna heraldis terkait dengan lambang atau tanda tertentu, semacam merah untuk keberanian atau putih untuk kesucian.
3)  Murni
Penggunaan warna secara murni dilakukan jika tidak mengaitkan dengan objek atau lambang-lambang tertentu.

g.  Nada Gelap-Terang



Perbedaan intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan benda akan menimbulkan nada gelap-terang akibat tingkat nada warna yang berbeda (value). Tingkatan nada ini dapat diterapkan pada bidang dua atau tiga dimensi. Kesan yang dapat diperoleh dari pengolahan nada adalah lebar, lapang, arah, dan ruang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar